PERUBAHAN
KERETA API INDONESIA, JADI LEBIH NYAMAN DAN AMAN.
Transportasi
adalah sarana penting bagi kita untuk mobilisasi dari satu tempat ke tempat
lain. Di Indonesia terdapat banyak transportasi yang mendukung aktivitas
mobilisasi kita. Transportasi terdiri dari transportasi darat, laut dan udara.
Beberapa transportasi yang sering kita jumpai diataranya mobil, motor, kereta
api, bus, pesawat, kapal laut, becak, dll. Semakin berkembangnya zaman, semakin
banyak pula perubahan alat transportasi kita menjadi lebih canggih mengikuti perubahan
zaman.
Pada topik
ini, kita akan ulas tuntas transisi transportasi kereta api dari zaman dahulu
hingga sekarang. Kereta api adalah transportasi umum yang dimiliki perusahaan
PT KAI (Kereta Api Indonesia). Transportasi ini termasuk salah satu favorit
masyarakat karena jarak tempuhnya yang luas, nyaman, hemat tenaga dan murah
pastinya.
Terowongan
kereta api pertama di Indonesia yang dibangun 1879-1882 ada di Priangan; kaitan
pembangunan jalur kereta api di Priangan dengan kegiatan plesiran orang Belanda
pada masanya; alasan di balik pembangunan Stasiun Bogor yang berhadapan dengan
Istana Bogor; serta Cianjur yang sempat menjadi ibu kota Priangan. Permulaan
transportasi ini adalah dari Stasiun Bogor atau yang dulu dikenal dengan nama
Buitenzorg.
Stasiun Bogor
merupakan titik mula proyek pengerjaan rel kereta api di Priangan. Stasiun ini
awalnya dibangun oleh Nederlandsch Indische Spoorweg atau NIS, sebuah jawatan
kereta api milik swasta era Hindia Belanda, untuk melayani perjalanan dari
Batavia menuju Buitenzorg dan sebaliknya.
"Karena dianggap sukses,
maka setelah pembukaan jalur dari Batavia ke Bogor pada tahun 1873 pemerintah
kolonial saat itu meminta untuk dilanjutkan pembangunannya dari Buitenzorg atau
Bogor ke arah Sukabumi, Cianjur, bahkan sampai ke Bandung," papar Dicky.
Hingga saat ini jalur kereta api menyebar ke seluruh Indonesia.
Itulah sejarah singkat awal
munculnya kereta api.
Seiring
berkembangnya zaman, pasti alat transportasi ini mengalami banyak perubahan.
Jadi apa perbedaan/perubahan kereta api dahulu dengan sekarang?
|
Kereta Api Dahulu |
Kereta Api Sekarang |
Jalur lintasan aktif |
Lintasan lebih Panjang. Pada masa penjajahan Jepang
dan Belanda jalur lintasan kereta api secara total mencapai sekitar 8.159 km.
Lintasan ini berada di Jawa dan Sumatera. |
Lintasan lebih pendek saat ini sudah banyak
lintasan yang non aktif, bahkan mencapai tak kurang dari 3.343 km. Dari
panjang lintasan non aktif tersebut, 2.140 km di antaranya tersebar mulai
Banten hingga Pulau Madura. Alasan penonaktifan jalur adalah karena adanya
bencana yang membuat jalur rel rusak dan kalah dengan transportasi darat
lainnya. |
Penumpang |
Sebutan penumpang dulu “bonek”
atau bondo nekat. Tidak hanya di dalam kereta, penumpang juga banyak yang bergantungan
di jendela gerbong dan di atas gerbong. |
Penumpang tertib di dalam gerbong
semua. Tidak ada penumpang yang berada di atas gerbong kereta. |
Pembelian tiket |
Tiket harus beli “go show” di
hari keberangkatan dan mengantri berjam-jam. Apabila tidak kebagian ya
terpaksa mengantri lagi di hari berikutnya.
Karena belum ada fasilitas pemesanan/booking tiket. |
Tiket bisa dipesan melalui
aplikasi KAI Access, indomart, alfamart, Tokopedia, dll. Kita sudah bisa
memilih jadwal keberangkatan, jadi tidak perlu mengantri lama-lama. dan
pembayaran juga bisa non tunai (QRIS, saldo KAI Access, dll). |
Pedagang di kereta |
Banyak pedangan asongan yang
berkeliling menawarkan barang jualannya, sehingga di dalam kereta terasa
kurang nyaman. |
Tidak ada pedagang asongan,
penjual hanya dari PT KAI sendiri dan makanan yang ditawarkan pun bersih dan
higienis. |
Lokomotif |
Menggunakan lokomotif uap yang
mengeluarkan kepulan asap setelah klakson kereta dinyalakan. |
Menggunakan lokomotif mesin
diesel dan listrik, |
Kebersihan |
Tidak ada petugas kebersihan,
jadi kondisi gerbong sangat kotor dan bau macam-macam. |
Ada petugas kebersihan, jadi
gerbong selalu bersih dan tidak banyak bau-bauan mengganggu kenyamanan saat
berkereta. |
Fasilitas |
Hanya tempat duduk tanpa
kipas angin atau AC. |
Sudah dilengkapi AC, colokan
charger, restorasi, dan Mini TV |
Keamanan |
Keamanan sangat kurang, banyak
tindak kriminal terjadi mulai dari pencopetan, pencurian, pelecehan, kemungkinan
terjadi kecelakaan bagi penumpang yang bergantung di jendela dan duduk di
atas gerbong. |
Keamanan lebih terjamin
karena ada petugas keamanan yang kadang keliling gerbong. Jadi tindakan
pencopetan, pencurian, pelecahan jarang terjadi meskipun kadang masih tetap terjadi. |
Bagaimana?
Begitu terlihat jelas sekali bukan perbedaan kereta api zaman dahulu dan
sekarang.? Telah banyak dilakukan perubahan mulai dari peraturan penumpang,
pembelian tiket, larangan pedagan asongan, kebersihan, fasilitas, dsb hanya
untuk kenyamanan para penumpang.
Seiring
berkembangnya zaman, jenis kereta saat ini pun sudah bermacam-macam jenisnya mulai
dari kelas ekonomi hingga luxury (kelas premium). Betapa hebatnya Indonesia
bisa berinovasi sedemikian rupa memenuhi kebutuhan masyarakat umum. Berikut
adalah beberapa jenis kereta api saat ini:
Ø
Kereta
Api Jarak Jauh (KAJJ)
Kerta Api Jarak Jauh atau KAJJ merupakan kereta api antarkota yang ditarik oleh lokomotif. Banyak masyarakat berpergian keluar kota dengan kereta ini. Kereta yang termasuk dalam kategori ini misalnya KA Argo Bromo Anggrek, KA Kahuripan, KA Ambarawa Express, dll.
Ø
Kereta
Commuter Line (KRL)
KRL ini terkenalnya beroperasi di Jakarta sejak tahun 1925. Selain beroperasi di kawasan Jabodetabek, sekarang ada juga KRL yang beroperasi dengan rute Yogyakarta-Solo.
Ø
Kereta
Bandara (RAILINK)
Kereta bandara atau RAILINK, Adjarian sudah ada sejak 25 Juli 2013 di Kualanamu. Dulunya, kereta bandara ini memiliki nama kereta Bandara Kualanamu. Sekarang kereta ini sudah ada di Jakarta, yaitu KA Bandara Soekarno-Hatta.KA Soekarno Hatta melayani rute dari Stasiun Manggarai sampai Bandara Soekarno-Hatta dengan jarak 36,3 kilometer.
Ø
Kereta
Moda Raya Terpadu (MRT)
Transportasi kereta ini cenderung baru karena pertama kali beroperasi pada tanggal 24 Maret 2019. MRT sebenarnya merupakan kepanjangan dari Moda Raya Terpadu dan bukan Mass Rapid Transit. PT Mass Rapid Transit Jakarta yang menaungi MRT merupakan perusahaan berbentuk badan hukum perseroan terbatas yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
MRT
dapat menampung hingga 1.950 penumpang yang terdiri dari 6 gerbong di setiap
rangkaiannya. MRT dapat melaju dengan kecepatan 80 km/jam pada jalur layang
ataupun jalur bawah tanah.
Ø
Kereta
Light Rail Transit (LRT)
Kereta Light Rail Transit atau Lintas Rel Terpadu (LRT) mulai beroperasi pada tahun 2022 tepatnya pada bulan Agustus 2022, Adjarian. Kereta ini dikhususkan untuk kawasan perkotaan karena daya tampungnya yang cenderung lebih kecil. Kereta ini terdiri dari 4 gerbong pada setiap rangkaian dengan kapasitas 257 orang saja. Kereta ini hanya bergerak pada jalur layang saja. Hal tersebut bertujuan agar tidak terkena efek macet karena strukturnya yang fleksibel dan mampu melewati jalur yang lebih sempit dan melingkar-lingkar sekalipun.
Perbedaan
LRT, MRT dan KRL bisa dilihat dari jalur operasinya, Adjarian. LRT menggunakan
struktur layang, MRT menggunakan struktur layang dan bawah tanah, sementara KRL
menggunakan struktur layang dan atas tanah.
Berubahnya zaman, semakin beragam pula jenis kereta yang tersedia
dengan fasilitasnya masing-masing. Banyaknya transportasi di Indonesia terutama
kereta api, semakin mempermudah masyarakat untuk berpergian kemanapun.
Perkembangan pesat transportasi ini diharapkan perlahan dapat mengatasi tingkat
kemacetan parah terutama di ibukota.
No comments:
Post a Comment