expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Postingan Populer

Friday, March 10, 2023

DEFORTASI ADALAH PERMASALAHAN LAMA INDONESIA


 PENURUNAN DEFORESTASI AKAN MEMPERBAIKI INDONESIA SAAT INI

sumber youtube : https://www.youtube.com/watch?v=jLbJiB6CsYk

Deforestasi adalah masalah lingkungan yang signifikan yang dihadapi Indonesia. Selama beberapa dekade terakhir, negara ini kehilangan jutaan hektar tutupan hutan akibat deforestasi, yang memiliki konsekuensi terhadap lingkungan, satwa liar, dan penghidupan masyarakat. Deforestasi terutama disebabkan oleh aktivitas manusia, termasuk penebangan kayu, pertanian, dan pertambangan, dan diperparah oleh kebijakan pemerintah dan penegakan hukum yang lemah.


Apa itu deforestasi?

Merupakan perubahan tutupan suatu wilayah dari berhutan menjadi tidak berhutan, dari suatu wilayah yang sebelumnya bertajuk berupa hutan (vegetasi pohon dengan kerapatan tertentu) menjadi bukan hutan (bukan vegetasi pohon atau bahkan tidak bervegetasi) disebabkan oleh kegiatan manusia.

Indonesia memiliki beberapa hutan terluas dan paling beragam biologi di dunia, dengan luas lebih dari 120 juta hektar yang menyediakan kebutuhan ekosistem penting, termasuk penyimpanan karbon, regulasi air, dan habitat untuk ribuan spesies, banyak di antaranya terancam atau terancam punah. Hutan juga berperan penting dalam mendukung penghidupan jutaan orang Indonesia, termasuk komunitas adat yang bergantung pada hutan untuk makanan, obat-obatan, dan praktik budaya.

Meskipun hutan itu penting, Indonesia telah kehilangan perkiraan 31 juta hektar tutupan hutan sejak tahun 1970-an. Deforestasi dipengaruhi beberapa faktor, termasuk penebangan ilegal, pengembangan perkebunan, pertambangan, dan pengembangan infrastruktur. Sebagian besar penebangan kayu di Indonesia ilegal, sebagian besar kayu diperdagangkan di pasar gelap atau diekspor ke negara lain, termasuk Cina, Jepang, dan Amerika Serikat.

Ekspansi perkebunan kelapa sawit telah menjadi penggerak utama deforestasi di Indonesia, menyumbang sekitar 30% dari hilangnya hutan dalam beberapa tahun terakhir. Indonesia adalah produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia, dan industri ini telah tumbuh pesat selama beberapa dekade terakhir, didorong oleh peningkatan permintaan global untuk minyak nabati. Perkebunan kelapa sawit skala besar telah menggantikan daerah luas hutan, terutama di Sumatra dan Kalimantan, menghancurkan habitat kritis bagi satwa liar, termasuk orang utan, harimau, dan gajah.

Pertambangan adalah penggerak utama lainnya deforestasi di Indonesia, dengan perusahaan pertambangan membersihkan daerah luas hutan untuk operasi pertambangan, termasuk pertambangan batubara, emas, dan tembaga. Pertambangan juga mencemari sumber air, yang dapat memiliki konsekuensi serius bagi masyarakat setempat yang bergantung pada sumber daya ini untuk air minum dan irigasi.


Beberapa contoh kejadian deforestasi di Indonesia baru-baru ini:

  1. Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Kebakaran hutan dan lahan merupakan salah satu penyebab utama deforestasi di Indonesia. Pada tahun 2019, Karhutla kembali terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk di Kalimantan dan Sumatra. Karhutla ini disebabkan oleh praktik pembukaan lahan dengan cara membakar, yang tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga mengancam kesehatan masyarakat di sekitarnya.
  2. Penebangan Ilegal di Hutan Lindung Penebangan ilegal masih menjadi masalah serius di Indonesia. Pada tahun 2020, pemerintah menemukan sejumlah kasus penebangan ilegal di hutan-hutan lindung di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang dilindungi oleh pemerintah karena memiliki fungsi penting sebagai sumber air dan habitat satwa liar.
  3. Perkebunan Kelapa Sawit di Taman Nasional Bukit Tigapuluh Pada tahun 2020, terjadi kontroversi terkait perkebunan kelapa sawit yang berada di Taman Nasional Bukit Tigapuluh, Sumatra. Taman Nasional Bukit Tigapuluh merupakan habitat bagi berbagai jenis satwa liar, termasuk orangutan dan harimau Sumatra. Namun, sebagian wilayah taman nasional tersebut telah dialihfungsikan menjadi perkebunan kelapa sawit, yang memicu protes dari masyarakat dan LSM lingkungan.
  4. Proyek Pembangunan Bendungan di Hutan Lindung Pada tahun 2021, terjadi kontroversi terkait proyek pembangunan bendungan di hutan lindung di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Proyek pembangunan bendungan ini menuai protes dari masyarakat dan LSM lingkungan karena dikhawatirkan akan merusak ekosistem di kawasan hutan lindung tersebut.
  5. Pertambangan Batubara di Kalimantan Timur. Izin pertambangan di Indonesia saat ini sudah mencapai 11 juta hektar, di mana 4,5 juta hektarnya berada di dalam kawasan hutan Indonesia. Pada 2019, 3.264 km2 (46,5%) dari kawasan hutan ini hilang karena perluasan tambang industri. Dengan 1.901 km2 area terdeforestasi, Indonesia sejauh ini merupakan negara yang paling terdampak, menyumbang 58,2% dari hilangnya hutan karena pertambangan dari 26 negara yang dikaji.

Kejadian-kejadian tersebut menunjukkan bahwa deforestasi masih menjadi masalah serius di Indonesia. Upaya-upaya untuk menghentikan deforestasi perlu ditingkatkan dengan memperkuat penegakan hukum, meningkatkan pengawasan terhadap praktik-praktik ilegal, dan memperkuat perlindungan terhadap kawasan hutan yang masih tersisa. Selain itu, perlu ada upaya untuk mempromosikan praktik-praktik pertanian dan kehutanan yang berkelanjutan serta mengembangkan alternatif ekonomi yang tidak merusak lingkungan.

Deforestasi di Indonesia memiliki banyak dampak negatif pada lingkungan, ekonomi, dan masyarakat. Berikut adalah beberapa dampak utama deforestasi di Indonesia:

  1. Kerusakan Lingkungan: mengurangi keanekaragaman hayati dan mempercepat hilangnya spesies-spesies yang terancam punah. Kehilangan hutan juga dapat menyebabkan erosi tanah, banjir dan longsor, mengganggu sistem air, dan menurunkan kualitas tanah dan air.
  2. Perubahan Iklim: hilangnya hutan menyebabkan emisi gas rumah kaca yang lebih besar dan dapat menyebabkan pemanasan global.
  3. Hilangnya Mata Pencaharian: Hutan menyediakan sumber daya alam penting bagi masyarakat di sekitarnya, seperti kayu bakar, makanan, obat-obatan, dan bahan bangunan. Hilangnya hutan dapat mengancam mata pencaharian dan keberlangsungan hidup masyarakat yang bergantung pada hutan.
  4. Kerusakan Ekonomi: Hilangnya hutan dapat mengurangi nilai ekonomi sumber daya alam, seperti kayu, buah, dan hasil hutan lainnya serta mempengaruhi sektor pertanian dan perikanan, mengganggu sistem air dan menyebabkan penurunan kualitas tanah.
  5. Konflik Sosial: dapat memicu konflik antara masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam pemanfaatan hutan. Hal ini dapat menciptakan ketegangan sosial dan mengancam perdamaian dan keamanan masyarakat.

Semua dampak ini menunjukkan bahwa deforestasi di Indonesia tidak hanya mempengaruhi ekosistem, tetapi juga kehidupan manusia secara langsung dan jangka panjang. Oleh karena itu, upaya untuk mengurangi deforestasi dan melindungi hutan di Indonesia sangat penting untuk keberlanjutan lingkungan, ekonomi, dan sosial di masa depan.

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan deforestasi dan menurunkan tingkat deforestasi secara drastis di Indonesia:

1.     Meningkatkan Kesadaran dan Pendidikan: Dibutuhkan kampanye dan program pendidikan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya hutan dan dampak negatif deforestasi bagi lingkungan, ekonomi dan masyarakat.

2.    Menerapkan Kebijakan yang Efektif: Pemerintah perlu menerapkan kebijakan yang efektif dan menegakkan hukum untuk melindungi hutan dan mengurangi deforestasi, seperti menetapkan kawasan hutan yang dilindungi, mengevaluasi perizinan penebangan hutan, dan memberikan sanksi bagi pelanggar.

3.    Mendorong Praktik Konservasi: Mendorong praktik konservasi seperti penerapan agroforestry, pengelolaan hutan yang berkelanjutan, dan penghijauan di daerah yang terdampak deforestasi, sehingga dapat mengurangi tekanan pada hutan alami.

4.    Meningkatkan Penggunaan Energi Bersih: Dengan meningkatkan penggunaan energi bersih, seperti energi terbarukan, dapat mengurangi tekanan pada hutan sebagai sumber energi dan mengurangi tekanan pada lahan yang memicu deforestasi.

5.    Menumbuhkan Ekonomi Berkelanjutan: Mendorong ekonomi berkelanjutan seperti pariwisata alam dan produk-produk hasil hutan yang dihasilkan secara berkelanjutan, dapat mengurangi tekanan pada hutan dan meningkatkan nilai ekonomi yang berkelanjutan.

6.    Melakukan Monitoring dan Evaluasi: Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala untuk menilai tingkat deforestasi dan keberhasilan upaya yang telah dilakukan serta menentukan langkah-langkah lanjutan yang perlu dilakukan.

 

Dalam mengendalikan deforestasi, penting untuk melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, industri, dan lembaga internasional, sehingga upaya tersebut dapat terkoordinasi dan berkelanjutan dalam jangka panjang. Kesimpulannya, upaya untuk menghentikan deforestasi dan mengembalikan keseimbangan ekosistem memerlukan kerja sama dan kolaborasi dari berbagai pihak. Melalui penguatan pengawasan dan penegakan hukum.

No comments:

Post a Comment

Pesan Kesan Selama Mengikuti Challenge Blogspedia

USAHA KERAS DALAM MEMUNCULKAN ISPIRASI SECARA KILAT   Awal adanya #15daysblogspediachallenge dikasih tahu sahabat saya yang sebelumnya j...